Secara bahasa, pedagogi berasal dari bahasa yunani kuno terdiri dari dua kata yaitu Pais yang berarti anak (child) dan Agi yang berarti memimpin (lead), jadi pedagogi berarti lead the child
atau memimpin anak. Dalam perkembangannya pedagogi sering dimaknai
sebagai pendidikan/ilmu mendidik (ilmu mendidik anak yang belum dewasa),
sedangkan mendidik/ilmu mendidik orang dewasa disebut andragogi.
Meskipun demikian penggunaan istilah pedagogi sering dimaksudkan sebagai
pendidikan dalam arti umum/luas (education) tanpa membedakan tingkatan usia kematangan seseorang.
Pedagogi kritis (critical pedagogy)
merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya membantu murid
mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan
praktek-praktek yang mendominasi (wikipedia). the term has
traditionally referred to educational theory and teaching and learning
practices that are designed to raise learners’ critical consciousness
regarding oppressive social conditions. In addition to its focus on
personal liberation through the development of critical consciousness,
critical pedagogy also has a more collective political component, in
that critical consciousness is positioned as the necessary first step of
a larger collective political struggle to challenge and transform
oppressive social conditions and to create a more egalitarian society. Pedagogi kritis (critical pedagogy)
dapat dimaknai sebagai pendidikan kritis yaitu pendidikan yang selalu
mempertanyakan mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam hal-hal
fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis, teori,
sistem, kebijakan maupun implementasi implementasi.
Dalam tataran filosofis pedagogi kritis
merupakan tantangan dan kritik akan kemapanan modernisme serta
kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bersifat oppresive dalam
situasi sosial yang juga opresif karena mengacu pada pandangan
metanarasi/grand narasi yang mengabaikan narasi-narasi lokal. Oleh
karena itu pedagogi kritis sering diindukan/diilhami/terkait dengan
mazhab Frankfurt dan post modernisme, non essensialisme karena tekanan
yang amat kuat pada pendidikan sebagai praktek pembebasan manusia dari
tatanan sosial ekonomi yang termanifestasikan dalam proses pendidikan.
Pedagogi kritis mendapat pengaruh yang kuat dari pemikiran-pemikiran
Paulo Freire (sering dipandang sebagai pelopor pemikir pedagogi kritis)
seorang pendidik asal Brazil (pernah menjadi Menteri Pendidikan) yang
dalam karya tulisnya (bukunya antara lain : Education as the
practice of liberation, Pedagogy oh the oppressed, pedagogy of the
heart, The Politic of Education, Culture, Power, and Liberation)
menjelaskan/mengelaborasi bagaimana pendidikan harus dilaksanakan dalam
upaya membebaskan manusia situasi sosial dan pendidikan yang menekan,
mendominasi dan menjadikan manusia harus menerima apa adanya dalam
situasi sosial yang ada tanpa menyadari dan mengkritisi situasi
tersebut.
Pedagogi kritis
mempunyai akar/dimensi ideologi politik dalam konteks perjuangan
sosial/tranformasi kondisi sosial politik dari kekuasaan yang opresif
untuk mencapai tatanan sosial politik yang adil dan egaliter, dimensi
filosofis berkaitan dengan makna dan tujuan pendidikan terkait dengan
pendidikan sebagai praktek pembebasan dan dimensi praktis pemberdayaan
manusia/individu/peserta didik melalui konsep Conscientization (pewujudan kesadaran kritis/the coming to critical consciousness).
konsentisasi akan membawa pada pendidikan yang membebaskan yang
berfokus pada pengembangan kesadaran kritis melalui pemahaman hubungan
antara masalah individu dan pengalaman dengan konteks sosial dimana
individu itu berada, untuk itu langkah praxis penting untuk dilakukan
sebagai pendekatan reflektif atas tindakan yang melibatkan siklus teori,
aplikasi, evaluasi, refleksi dan kemudian kembali lagi pada teori.
Siklus tersebut akan mendorong kesadaran kritis manusia akan diridan
lingkungannya.
Dalam tataran praktek pendidikan/pembelajaran terdapat beberapa konsep penting yang menjadi bagian dari pedagogi kritis antara lain Constructivism, Banking concept of education, Problem posing education, Dialogical method.
Meskipun Konsep-konsep tersebut terkait dengan seluruh dimensi dari
pedagogi kritis, namun dalam implementasinya dapat terjadi meskipun
mengacu pada kepentingan praktis pragmatis tanpa mengaitkannya dengan
dimensi ideologi politis, sehingga pelaksanaan tersebut dapat dipandang
sebagai bagian yang menyerap pedagogi kritis, baik karena kesadaran
ideologis, maupun kesadaran akan pentingnya hal tersebut dalam
meningkatkan mutu pendidikan guna mempu dalam menghadapi tantangan
perubahan yang cepat.
Constructivism merupakan
landasan filosofis bagi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered learning), dimana siswa/peserta didik merupakan
subjek yang aktif dalam mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman
melalui aksi dan refleksi (learning as an active process in which
learners construct their own understanding and knowledge of the world
through action and reflection. Constructivists argue that individuals
generate rules and mental models as the result of their experiences with
both other human subjects and their environments and in turn use these
rules and models to make sense of new experiences). Untuk itu
pembelajaran tidak bisa memandang bahwa peserta didik sebagai bejana
yang harus diisi oleh guru/pendidik sebagaimana layaknya menabung di
bank dan guru sebagai penabungnya untuk mengisi tabungan peserta didik
yang masih kosong (education.. as an act of depositing, in which the students are the depositories and the teacher is the depositor ->Banking concept of education).
Untuk menjadikan peserta didik/siswa
aktif dalam pemerolehan pengetahuan, maka diperlukan strategi dan metode
yang menghadapkan siswa dengan masalah yang dialaminya melalui Problem
posing education atau pendidikan hadap masalah dimana education as
the process of transferring information, and embraces a view of
education as consisting of acts of cognition that take place through
dialogue. Students and teachers become critical co-investigators in dialogue with each other. Dalam kondisi ini tidak ada satu fihak mengajar fihak lain tapi semua fihak belajar Men teach each other, mediated by the world, by the cognizable objects which in banking education are ‘owned’ by the teacher”
Guna mengimplementasikan problem posing education dalam tataran praktis pembelajaran, maka metode dialog (Dialogical method)
menjadi suatu cara kondusif yang dapat mengembangkan dan memperkuat
proses pembelajaran bersama dalam metode ini semua mengajar dan semua
belajar dengan cara ini pembelajaran menjadi sangat egaliter dimana tak
ada fihak mendominasi fihak lain Pendidik dan Peserta didik sama-sama
belajar dari masalah-masalah yang dialami dalam kehidupannya. in
this method, all teach and all learn. The dialogical approach contrasts
with the anti-dialogical method, which positions the teacher as the
transmitter of knowledge, a hierarchical framework that leads to
domination and oppression through the silencing of students’ knowledge
and experiences. Metode dialog ini amat menentukan pendidikan yang benar seperti pernyataan Freire bahwa “without dialog there is no communication, and without communication there can be no true education“.
Pedagogi kritis
sebenarnya bukan hal yang baru, setiap waktu banyak pakar mengkritisi
pendidikan dari mulai sistem sampai implementasi dalam tataran mikro
operasional, semua itu pada dasarnya menjadi khasanah bagi kita untuk
terus mencari upaya yang makin baik dalam meningkatkan mutu pendidikan
bukan hanya dalam konteks output tapi juga dalam konteks peningkatan
mutu kehidupan masyarakat dalam struktur sosial, politik dan ekonomi
yang adil, egaliter dan sejahtera serta memanusiakan manusia manusiawi.
Terlepas dari dimensi politik ideologi dan teori yang rumit,
implementasi pembelajaran di kelas dapat mengambil manfaat dari pedagogi
kritis ini untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam membantu generasi
mendatang memiliki karakter yang baik serta kapabilitas produktif yang
tinggi dengan basis nilai yang dapat menjadikan manusia manusiawi.sumber: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/07/22/pendidikan-kritis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar