Pengangguran di
Kota
Krisis moneter yang pernah terjadi di
Indonesia yang terjadi pada akhir tahun 1990-an menyebabkan hancurnya
perekonomian Indonesia serta menambah jumlah angka pengangguran sebanyak 20
persen. Namun kini, perekonomian Indonesia perlahan-lahan mengalami kepulihan
diikuti dengan berkurangnya angka pengangguran. Berkurang bukan berarti jumlah
angka pengangguran menjadi sedikit atau bahkan tidak ada. Angka pengangguran di
Indonesia sampai saat ini masih terbilang besar jika dibandingkan dengan
negara-negara Asia lainnya. Bahkan diantara negara-negara Asean pun, pada 2015,
Indonesia menempati posisi ketiga dengan tingkat pengangguran tertinggi.
Tercatat tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 6,2 persen, di bawah
Filipina dan Brunei Darussalam yang masing-masing 6,5 dan 6,9 persen. Sementara
negara dengan penyerapan angkatan kerja terbesar adalah Kamboja dan Thailand yang
masing-masing sebanyak 0,5 persen dan 0,8 persen sehingga tingkat pengangguran kedua
negara tersebut rendah.
Dalam
perkembangan terbaru, Badan Pusat Statistik mengeluarkan data pada bulan
Agustus 2016 mengenai jumlah pengangguran di Indonesia yaitu sebesar 5,61
persen. Angka tersebut menunjukan adanya penurunan angka pengangguran yaitu
dari 11,24 persen (sebanyak 11,90 juta orang) yang terjadi pada Agustus 2005.
Angka pengangguran tahun 2005 merupakan lonjakan angka terbesar yang pernah
terjadi dari tahun 1986 sampai 2016. Menurut Akhmad Akbar Susanto, Ekonom Core
Indonesia, faktor peningkatan pengangguran pada tahun 2005 tersebut disebabkan oleh
kondisi ekonomi Indonesia yang rendah diakibatkan oleh bencana Tsnunami Aceh
serta kenaikan harga BBM pada awal masa pemerintahan SBY.
Untuk
priode Agustus 2016, angka pengangguran terbesar berdasarkan provinsi dipegang
oleh provinsi Banten yaitu sebesar 8,92 persen. Sementara angka terkecil
diperoleh oleh Provinsi Bali yaitu sebesar 1,89 persen. Jika dilihat dari
tingkat pendidikan, penyumbang pengangguran terbesar menurut data BPS pada bulan
Februari 2016 adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 1,546,699 jiwa, disusul oleh
lulusan SMK yaitu sebanyak 1,348,327 jiwa. Sementara penyumbang angka
pengangguran terkecil merupakan orang-orang yang tidak pernah sekolah yaitu
hanya berjumlah 94,293 jiwa. Jika dilihat dari jenis kelamin, angka
pengangguran wanita masih lebih besar dibandingkan dengan pria. Hal ini
disebabkan karena masih adanya masalah persamaan gender yang masih menjadi isu
yang penting di Indonesia.
Pengagguran
merupakan masalah yang penting untuk segera diatasi, terutama masalah
pengangguran yang terjadi di perkotaan yang merupakan jantung perekonomian. Tahun 2014 pengangguran di kota mencapai 4.263.157
jiwa, sementara di desa hanya mencapai 2.981.748 jiwa. Dari angka ini menujukan
bahwa pengangguran di kota jauh lebih banyak dibandingkan jumlah pengangguran
di desa. Hal ini dikarenakan maraknya urbanisasi yang dilakukan oleh masyarakat
desa. Masyarakat desa berbondong-bondong datang ke kota untuk mendapatkan
kehidupan dan penghidupan yang dianggap lebih baik dan layak dibanding dengan kehidupan
di desa. Kebanyakan dari mereka yang berangkat ke kota tidak memiliki
keterampilan yang bisa digunakan untuk memperoleh pekerjaan di kota. Sementara
lapangan pekerjaan di kota terbatas dan membutuhkan skill tertentu, akhirnya
kota semakin padat dan timbullah persaingan yang ketat dalam memperoleh
pekerjaan. Bagi mereka yang tidak memiliki skill yang mumpuni untuk memenuhi
pangsa pasar lapangan kerja, pastilah mereka akan tersingkirkan dari persaingan
ketat tersebut. Dari sinilah timbul pengangguran di perkotaan dengan angka yang
tinggi.
Kita ambil salah satu contoh
pengangguran perkotaan yang berada di Batam yang saat ini mengalami lonjakan
angka pengangguran sejak tahun 2012 yang berjumlah 25.391 orang. Lalu 2013
meningkat menjadi 32.031 orang, pada 2014 tembus menjadi 35.735 orang. Pada
2015 akhir sudah mencapai 90 ribu orang, terakhir awal 2016 tembus 100 ribu
orang. Pengangguran yang terus meningkat ini dikarenakan lesunya perekonomian di
Batam sebagai akibat dari tidak adanya investasi baru. Survei BPS Kota Batam
pada 2015 menyebutkan untuk tingkat pengangguran akan semakin melonjak seiring
menurunnya perekonomian dan banyaknya perusahaan yang hengkang dari Batam. Jika
masalah ini tidak segera di atasi, maka akan terjadi masalah sosial bukan hanya
di Batam, tetapi juga Kepulauan Riau.
Selain
Batam, Bandung juga sempat mengalami lonjakan pengangguran pada tahun 2015 yang
disebabkan karena terpuruknya keadaan perekonomian. Meningkatnya biaya
produksi, ditambah dengan keuntungan yang menurun membuar
perusahaan-perusaahaan yang ada di Bandung menutup lowongan pekerjaan dan
mengurangi tenaga kerja untuk mengurangi biaya produksi. Hal inilah yang
menyebabkan angka pengangguran meningkat.
Kita lihat lagi tingkat pengangguran
dari sisi lain, yaitu pengangguran yang berada di kota Denpasar, provinsi Bali.
Bali merupakan provinsi yang memiliki tingkat pengangguran terendah dalam skala
nasional. Denpasar bisa memiliki tingkat pengangguran yang rendah dibandingkan
dengan kota-kota besar lainnya dikarenakan kondisi ekonominya yang stabil dan
terus mengalami pertumbuhan. Sektor ekonomi formal dan informalnya terus
diberdayakan, investasi asing terus masuk, dan jumlah angkatan kerjanya tidak
terlalu besar.
Jika dilihat dari beberapa kasus
diatas, meningkatnya angka pengangguran erat kaitannya dengan kondisi
perekonomian. Perekonomian yang buruk akan menyebabkan bertambahnya angka
pengangguran. Ketika perekonomian mulai membaik dan kembali ke keadaan semula,
angka pengangguran pun mulai menurun kembali. Untuk itulah perlu adanya
sinkronisasi antara perekonomian dan ketenaga kerjaan, karena keduanya memiliki
hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Sebenarnya, besarnya jumlah pengangguran
di perkotaan bukan hanya disebabkan oleh keadaan perekonomian saja, faktor
lainnya pun ikut berkonstribusi. Seperti yang sudah dikemukakan di awal,
urbanisasi mendorong terjadinya kepadatan penduduk di kota dan menimbulkan
ketatnya persaingan dalam hal mencari pekerjaan, dan akhirnya terjadi
pengangguran dan kemiskinan kota.
Selain itu, penyebab pengangguran di
kota juga disebabkan karena lapangan pekerjaan yang terbatas. Kota seharusnya
bisa memberikan kehidupan yang lebih layak bagi masyarakatnya dengan
menyediakan sarana penghidupan yang menjanjikan. Justru yang akan terjadi
adalah sebaliknya, kota tidak bisa memberikan lapangan pekerjaan yang memadai
bagi masyarakatnya. Pengangguran dan kemiskinan akan senantiasa melanda kota,
ditambah dengan masalah-masalah sosial yang disebabkannya.
Tingkat pendidikan suatu masyarakat
juga menentukan tingkat pengangguran suatu kota. Pendidikan yang rendah
menjadikan masyarakat sulit untuk memperoleh suatu pekerjaan karena banyak
lowongan pekerjaan yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang memiliki
tingkat pendidikan tertentu. Pendidikan sering dijadikan syarat utama dalam
memperoleh pekerjaan. Maka ketika seseorang tidak menamatkan suatu jenjang
pendidikan tertentu, otomastis ia tidak bisa memperoleh pekerjaan yang
menargetkan lulusan suatu jenjang pendidikan tersebut.
Kurangnya keterampilan menjadi
faktor yang menyebabkan pengangguran karena untuk memperoleh suatu pekerjaan,
seseorang harus memiliki keterampilan yang sesuai dengan bidang yang akan
dikerjakannya. Banyak sekali kasus mengenai lulusan SMA/SMK atau sekalipun
lulusan sarjana yang memiliki kriteria dalam hal pendidikan, justru tidak bisa
memperoleh pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya keterampilan atau
skill yang mereka miliki sehingga akhirnya mereka menganggur.
Penyebab lainnya adalah kurangnya
kemampuan berwirausaha. Setelah lulus sekolah atau kuliah, kebanyakan dari
orang-orang adalah mencari pekerjaan, namun sedikit sekali yang begitu lulus
bisa langsung menciptakan lapangan pekerjaan. Hal inilah yang menyebabkan
banyaknya pengangguran. Orang berbondong-bondong mencari pekerjaan, sementara
di sisi yang lain tidak ada yang membuka lapangan pekerjaan baru. Antara
pencari pekerja dan pencari tenag kerja harus seimbang. Maka untuk itulah, jiwa
kewirausahaan harus dibangun dalam diri individu agar tingkat pengangguran bisa
berkurang.
Dengan banyaknya pengangguran di
kota, sudah jelas terlihat bahwa masyarakat kota belum merasakan kesejahteraan.
Selain itu, masyarakat yang menganggur merasakan beban psikologis akibat
tekanan kehidupan yang menuntut untuk bisa hidup berdampingan dengan masyarakat
lainnya yang memiliki pekerjaan. Kebutuhan akan kehidupan kota pun harus
terpenuhi, sementara penghasilan tidak diperoleh. Tidak hanya berdampak pada
individu saja, pengangguran juga memberi dampak secara makro terhadap negara.
Banyaknya pengangguran, berarti banyak masyarakat yang tidak memiliki
penghasilan, otomasis mereka tidak bisa membayar pajak, terutama pajak
penghasilan. Pengangguran ini menjadi beban negara karena biaya sosial harus dikeluarkan
oleh negara sementara penghasilan negara berkurang. Biaya sosial yang harus
dikeluarkan seperti biaya pelayanan kesehatan, biaya keamanan, serta biaya
proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tingkat kriminalitas.
Selain dampak yang sudah disebutkan
diatas, dampak lainnya bagi kota adalah meningkatnya kriminalitas. Orang yang
menganngur dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya pada akhirnya akan
melakukan tindakan kriminal ketika dia didesak oleh kebutuhan dan lingkungan
kota yang keras. Jika kriminalitas meningkat, wajah kota yang seharusnya
memberikan kenyamanan dan kemewahan bagi masyarakatnya akan terganggu. Selain
itu masalah kesenjangan sosial dan ekonomipun akan terjadi, dimana orang yang
bekerja akan menikmati hidunya diantara gemerlapnya kehidupan kota, sementara
orang yang menganggur tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Untuk itulah
perlu ada solusi yang tepat agar masalah pengangguran dan akibat-akibatnya ini
bisa cepat terselesaikan.
Sebenarnya, cara pemecahan masalah
pengangguran ini bukan hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi individu pun
harus mendorong dan membantu menyelesaikan masalah bersama ini. Jika masalah
penggangguran ini dapat diselesaikan, yang merasakan dampaknya bukan hanya
pemerintah, tapi juga oleh masyarakat kota yang merupakan bagian dari negara
ini. Salah satu solusi yang perlu dicoba adalah tentunya memperbanyak lapangan
pekerjaan yang menjadi santapan para pencari kerja. Jumlah lapangan pekerjaan
yang dibuka harus seimbang dengan jumlah angkatan kerja yang ada, juga harus
merata di berbegai daerah, bukan hanya di perkotaan saja tetapi juga di desa.
Penyebaran lapangan pekerjaan ini penting agar masyarakat tidak hanya
terkonsentrasi di perkotaan saja, di desa juga harus disediakan lapangan
pekerjaan yang sesuai dengan angkatan kerja. Jika lapangan pekerjaan hanya
terkonsentrasi di perkotaan saja, maka yang akan terjadi adalah kepadatan
penduduk kota.
Solusi selanjutnya adalah memberikan
informasi lowongan pekerjaan kepada orang-orang yang membutuhkan pekerjaan.
Pemberian informasi ini ditujukan agar masyarakat memasuki pekerjaan yang
sesuai dengan keterampilan, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Informasi
pekerjaan sangat penting untuk mempertemukan antara pencari kerja dan lowongan
pekerjaan yang tersedia. Informasi juga harus tersebar seluas mungkin agar
semua masyarakat dapat mengaksesnya, baik melalui media masaa, cetak, maupun
elektronik.
Selain memberikan informasi mengenai
lowongan pekerjaan kepada masyarakat, solusi lainnya adalah memberikan
pelatihan keterampilan. Keterampilan sangat dibutuhkan untuk memperoleh
pekerjaan karena biasanya dalam bekerja, orang harus memiliki suatu
keterampilan dan keahlian tertentu. Bukan hanya keterampilan, melainkan
pendidikan juga perlu digalakan seperti program wajib belajar dua belas tahun
agar tenaga kerja Indonesia memiliki pendidikan yang cukup untuk memperoleh
suatu pekerjaa. Mengingat, banyaknya pengangguran dikarenakan banyaknya
masyarakat yang berpendidikan kurang.
Menggalakan program transmigrasi
juga bisa menjadi soslusi banyaknya pengangguran di daerah perkotaan. Banyaknya
masyarakat yang berbondong-bondong datang ke kota menyebabkan kepadatan
penduduk di kota. Maka, program transmigrasi ini perlu dilakukan agar masyarakat
tidak terkonsentrasi di kota. Mereka yang mengikuti program transmigrasi
diberikan lahan garapan dan modal untuk memulai usaha di tempat yang baru.
Meningkatkan jiwa kewirausahaan
merupakan solusi yang penting agar pengangguran bisa berkurang. Merubah
paradigma calon lulusan sekolah atau perguruan tinggi dari mencari kerja
menjadi memberi kerja perlu diterapkan agar jiwa kewirausahaan bisa tumbuh
sedini mungkin. Anak perlu di didik agar bisa menjadi wirausahawan kecil dan
hal ini perlu mendapatkan dukungan yang lebih dari pemerintah. Para
wirausahawan ini bukan hanya dapat menurunkan tingkat pengangguran tetapi bisa
membantu pertumbuhan ekonomi negara.
Cara-cara lain yang dapat dilakukan
untuk menekan angka pengangguran adalah menekan angka pertumbuhan penduduk
melalui program keluarga berencana. Membatasi jumlah anak dapat mengurangi pula
jumlah angkatan kerja. Solusi lain dikemukakan oleh Paul A Samuelson dan
Willian D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi adalah memperbaiki pasar tenaga
kerja, menyediakan program pelatihan, dan menciptakan program padat karya.
Sementara dalam GBHN tahun 1999, pemerintah seharusnya mengembangkan tenaga
kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi
dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan,
perlindungan kerja, dan pembebasan berserikat; dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memperhatikan
kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang dikelola secara
terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
Solusi-solusi diatas tidak akan
berjalan secara lancar apabila tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak,
baik masyarakat, pemerintah, maupun pihak swasta. Kerjasama antar berbagai
elemen akan mewujudkan keadaan yang ideal dan diharapkan oleh masyarakat. Jika
pengangguran di kota berkurang, perekonomian meningkat, dan kemiskinan
berkurang, masyarakatpun akan sejahtera. Wajah kota yang aman, nyaman dan
sejahtera merupakan harapan semua masyarakat. Ketika harapan ini terwujud, maka
sebuah kota akan menjadi tempat idaman yang bebas dari masalah-masalah sosial.
Untuk itulah perlu kerjasama dari berbagai pihak agar kota menjadi tempat yang
mampu menyejahterakan masyarakatnya, bukan tempat yang meresahkan masyarakat.
Nama :
Rosi Apriliani
NIM :
2290150030
Semester :
3
Mata Kuliah :
Sosiologi Perkotaan
Ayo segera bergabung bersama kami di www.LegendaQQ.net
BalasHapusPilihan Terbaik Untuk Permainan Kartu Sang LEGENDARIS !!!
AGEN POKER ONLINE TERBAIK DAN TERPERCAYA
Rasakan sensasi bermain di website kami dengan minimal deposit Rp.20.000 Dan withdraw Rp 20.000
Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu apalagi Boss !!! langsung daftarkan diri anda di Legenda QQ
Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama kami !!!
Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar" nya !!!
Untuk Info Lebih Lanjut Silahkan Hub Cs Kami
Contact Us :
+ live chat : legendaQQ.net
+ Skype : Legenda QQ
+ BBM : 2AE190C9
link alternatif :
* Legendapelangi.com
* Legendaqq.net
* Legendaqq.org