3 Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide,
gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud
pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat
diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala atau dengan perkataan lain,
dalam alam pikiran warga masyarakat tempat kebudayaan bersangkutan itu hidup.
Kalau warga masyarakat menyatakan gagasan mereka tadi dalam tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat bersangkutan. Sekarang kebudayaan ideal
juga banyak tersimpan dalam disket, arsip, koleksi microfilm dan microfish,
kartu temporer, silinder, dan pita komputer.
Ide dan
gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa
kepada masyarakat itu. Gagasan itu satu dengan yang lain selalu berkaitan
menjadi suatu sistem. Para ahli sosiologi dan antropologi menyebut sistem ini
sisitem budaya atau cultural system.
Dalam bahasa Indonesia juga terdapat istilah lain yang snagat tepat untuk
menyebut wujud ideal dari kebudayaan itu, yaitu adat atau adat-istiadat
untuk bentuk jamaknya.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
Wujud
kedua dari kebudayaan disebut sistem sosial atau social system, mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri.
Sistem sosial ini terdiri dari kativitas-aktivitas manusia yang berinteraksi,
berhubungan, dan bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari,
dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu
masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita
sehari-hari, bisa di observasi, di foto, dan di dokumentasi.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia
Wujud
ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik dan
aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat. sifatnya paling
konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
difoto. Ada benda-benda yang sangat besar seperti pabrik baja; ada benda-benda
yang amat kompleks dan canggih, seperti komputer berkapasitas tinggi; atau
benda-benda yang besar dan bergerak, suatu kapal tangki minyak; ada bangunan
hasil seni arsitek seperti suatu candi yang indah; atau ada pula benda-benda yang
kecil seperti kain batik, atau yang lebih kecil lagi yaitu kancing baju.
Ketiga
wujud kebudayaan terurai tadi, ada kenyataan kehidupan masyarakat tertu tiak
terpish satu dengan yang lain. kebudayaan dan adat istiadat mengatur dan
memberi arah kepada manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan
dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudyaan fisiknya. Sebaliknya,
kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama
makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula
pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya. Sungguh ketiga wujud
kebudayaan tadi saling berkaitan, tetapi untuk keperluan analisis perlu
diadakan pemisahan antara tiap-tiap wujud itu. Hal ini sering dilupakan; tidak
hanya dalam diskusi-diskusi atau dalam pekerjaan sehari-hari ketiga wujud dari
kebudayaan tadi sering dikacaukan, tetapi juga dalam analisis ilmiah oleh para
sarjana yang menamakan dirinya ahli kebudayaan atau ahli masyarakat, dan sering
tidak dapat dibuat pemisahan yang tajam antara ketiga hal terurai tadi.
Sumber:
Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar