Sosialisasi dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan
Definisi Sosialisasi
Proses
membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut sosialisasi. Sosialisasi
dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan
diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam
berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama dengan pendidikan.
Sosialisasi
adalah soal belajar. Dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku,
kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan
sosial serta berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya.
Segala
sesuatu yang dipelajari individu harus dipelajari dari anggota masyrakat
lainnya, secara sadar apa yang diajarkan oleh orang tua, saudara-saudara,
anggota keluarga lainnya dan di sekolah kebanyakan oleh gurunya. Dengan tak
sadar ia belajar dengan mendapatkan informasi secara insidental dalam pelbagai
situasi sambil mendengar percakapan orang dan sebagainyaatau menyerap
kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh proses sosialisasi berlangsung
dalam interkasi individu dengan lingkungan.
Sosialisasi
menjadi konsen utama Durkheim dalam menjelaskan keterkaitan sosiologi,
pendidikan, dan masyarakat (Cardi, 1993; Queiroz, 1993). Dari berbagai tulisan
Durkheim maupun sosiolog yang menulis Durkheim, sosialisasi selalu menjadi
topik pembahasan utama Durkheim. Sosialisasi adalah proses dimana seorang
individu belajar dan menginternalisasi norma dan nilai sepanjang hidupnya dalam
masyarakat mana ia berada, dan membangun identitas sosialnya.
Dalam
pandangan Durkheim sekaligus menekankan bahwa pendidikan terdiri dari beberapa
metode sosialisasi kepada generasi muda. pendidikan menjadi sebuah alat
sosialisasi kepada anak-anak dan generasi muda untuk menjadikan mereka sebagai
bagian dari kehidpan sosial. Dalam definisi pendidikan itu, Durkheim
menjelaskan bahwa sosialisasi dilakukan sebagai aktivitas sadar dan sukarela
dilakukan oleh generasi sebelumnya terhadap yang lebih muda. proses sosialisasi
kepada generasi muda berupaya menghasilkan kondisi tertentu pada anak-anak,
keadaan moral, sosial, fisik dan dewasa yang akan menghasilkan suatu tindakan
diarahkan untuk mempersiapkan ke arah tertentu.
Proses Sosialisasi
Sosialisasi
terjadi melalui “conditioning” oleh lingkungan yang menyebabkan individu
memperlajari pola kebudayaan yang fundamentala seperti berbahasa, cara
berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan, berlaku sopan, mengembangkan sikap
yang dianut dalam masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang
lebih tua, pekerjaan, rekreasi, dan segala sesuatu yang perlu bagi warga
masyarakat yang baik. belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banya
kterjadi di rumah dan sekitar, kemudian di sekolah, bioskop, televisi dan
lingkungan lain.
Disamping itu
ada lagi bentuk pelajaran sosial yang bersifat pribadi, misalnya, seorang suka
atau tak suka akan orang minta-minta, ular, main kartu, dan sebagianya.
Pengalama nserupa itu tidak hanya merupakan bagian dari kebudayaan, akan tetapi
corak pribadi.
Sosialisasi
akan tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Pola
kelakuan yang diharapkan dari anak terus-menerus disampingkan dalam segala
situasi dimana ia terlibat.
Kesulitan Sosioalisasi
Pertama,
ada kesulitas komunikasi, bila anak tidak mengerti apa yang diharapakan
daripadanya, atau tak tahu apa yang diinginkan oleh masyarakat atau tuntutan
kebudayaan tentang kelakuannya. Hal tersebut tejadi bila anak tersebut tidak
memahami tentang lambang-lambang seperti bahasa, isyarat, dan sebagainya.
Kedua,
adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan, masyarakat
modern terpecah-pecah dalam berbagai sektor atau kelompok yang masing-masing
menuntut pola kelakuan yang berbeda-beda. orang tua mengharapkan agar anak
jujur, jangan merokok akan tetapi kode siswa mengharuskannyabturut dalam soal
contek-mencontek, merokok, dan sebagainya. Jika tidak maka ia akan dikucilkan
dari kelompoknya.
Peran Kelurga dalam Sosialisasi
Dalam
proses sosialisasi individu, Durkheim melihat keluarga memiliki peran penting
dalam membentuk kondisi sosial, psikologis, moral dan emosi seorang anak.
Relasi sosial keluarga didasarkan pada hubungan pribadi yang intim dan
sederhana tidak berdasarkan keuntungan ekonomis. Dalam pandangan Durkheim
adalah sia-sia untuk percaya bahwa kita dapat membesarkan anak-anak seperti apa
yang kita inginkan. Maksud penjelasan Durkheim diatas yaitu di masyarakat ada
berbagai kebiasaan yang dituntut untuk dipatuhi dan dilaksanakan.
Sosialisasi di Sekolah
Sekolah
memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah
merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak.
Anak
mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke sekolah. Di
sekolah ia mengalami situasi yang berlainan.ia bukan lagi anak yang
diperlakukan khusus oleh orang tuanya di rumah. Melainkan hanya seorang
diantara puluhan murid lainnya di dalam kelas. Dengan demikian rasa
egosentrisme berkurang dan digantikan oleh kelakuan yang bercorak sosial. Di
sekolah anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Sekolah
merupakan lembaga tempat anak diberikan pendidikan intelektual, yakni
mempersiapakan anak untuk sekolah yang lebih lanjut. Selain ditujukan pada
aspek intelektual, aspek moral, agama, sosial
juga memerluka perhatian khusus.
Sumber:
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Pendidikan Michel Foucault. Jakarta:
Rajawali Pers.
Nasution. 2015. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar