Senin, 03 Oktober 2016

Sosialisasi di Sekolah



Sosialisasi dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan
Definisi Sosialisasi
                Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama dengan pendidikan.
                Sosialisasi adalah soal belajar. Dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial serta berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya.
                Segala sesuatu yang dipelajari individu harus dipelajari dari anggota masyrakat lainnya, secara sadar apa yang diajarkan oleh orang tua, saudara-saudara, anggota keluarga lainnya dan di sekolah kebanyakan oleh gurunya. Dengan tak sadar ia belajar dengan mendapatkan informasi secara insidental dalam pelbagai situasi sambil mendengar percakapan orang dan sebagainyaatau menyerap kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh proses sosialisasi berlangsung dalam interkasi individu dengan lingkungan.
                Sosialisasi menjadi konsen utama Durkheim dalam menjelaskan keterkaitan sosiologi, pendidikan, dan masyarakat (Cardi, 1993; Queiroz, 1993). Dari berbagai tulisan Durkheim maupun sosiolog yang menulis Durkheim, sosialisasi selalu menjadi topik pembahasan utama Durkheim. Sosialisasi adalah proses dimana seorang individu belajar dan menginternalisasi norma dan nilai sepanjang hidupnya dalam masyarakat mana ia berada, dan membangun identitas sosialnya.
                Dalam pandangan Durkheim sekaligus menekankan bahwa pendidikan terdiri dari beberapa metode sosialisasi kepada generasi muda. pendidikan menjadi sebuah alat sosialisasi kepada anak-anak dan generasi muda untuk menjadikan mereka sebagai bagian dari kehidpan sosial. Dalam definisi pendidikan itu, Durkheim menjelaskan bahwa sosialisasi dilakukan sebagai aktivitas sadar dan sukarela dilakukan oleh generasi sebelumnya terhadap yang lebih muda. proses sosialisasi kepada generasi muda berupaya menghasilkan kondisi tertentu pada anak-anak, keadaan moral, sosial, fisik dan dewasa yang akan menghasilkan suatu tindakan diarahkan untuk mempersiapkan ke arah tertentu.
Proses Sosialisasi
                Sosialisasi terjadi melalui “conditioning” oleh lingkungan yang menyebabkan individu memperlajari pola kebudayaan yang fundamentala seperti berbahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan, berlaku sopan, mengembangkan sikap yang dianut dalam masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua, pekerjaan, rekreasi, dan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat yang baik. belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banya kterjadi di rumah dan sekitar, kemudian di sekolah, bioskop, televisi dan lingkungan lain.
Disamping itu ada lagi bentuk pelajaran sosial yang bersifat pribadi, misalnya, seorang suka atau tak suka akan orang minta-minta, ular, main kartu, dan sebagianya. Pengalama nserupa itu tidak hanya merupakan bagian dari kebudayaan, akan tetapi corak pribadi.
Sosialisasi akan tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Pola kelakuan yang diharapkan dari anak terus-menerus disampingkan dalam segala situasi dimana ia terlibat.
Kesulitan Sosioalisasi
                Pertama, ada kesulitas komunikasi, bila anak tidak mengerti apa yang diharapakan daripadanya, atau tak tahu apa yang diinginkan oleh masyarakat atau tuntutan kebudayaan tentang kelakuannya. Hal tersebut tejadi bila anak tersebut tidak memahami tentang lambang-lambang seperti bahasa, isyarat, dan sebagainya.
                Kedua, adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan, masyarakat modern terpecah-pecah dalam berbagai sektor atau kelompok yang masing-masing menuntut pola kelakuan yang berbeda-beda. orang tua mengharapkan agar anak jujur, jangan merokok akan tetapi kode siswa mengharuskannyabturut dalam soal contek-mencontek, merokok, dan sebagainya. Jika tidak maka ia akan dikucilkan dari kelompoknya.
Peran Kelurga dalam Sosialisasi
                Dalam proses sosialisasi individu, Durkheim melihat keluarga memiliki peran penting dalam membentuk kondisi sosial, psikologis, moral dan emosi seorang anak. Relasi sosial keluarga didasarkan pada hubungan pribadi yang intim dan sederhana tidak berdasarkan keuntungan ekonomis. Dalam pandangan Durkheim adalah sia-sia untuk percaya bahwa kita dapat membesarkan anak-anak seperti apa yang kita inginkan. Maksud penjelasan Durkheim diatas yaitu di masyarakat ada berbagai kebiasaan yang dituntut untuk dipatuhi dan dilaksanakan.
Sosialisasi di Sekolah
                Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak.
                Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke sekolah. Di sekolah ia mengalami situasi yang berlainan.ia bukan lagi anak yang diperlakukan khusus oleh orang tuanya di rumah. Melainkan hanya seorang diantara puluhan murid lainnya di dalam kelas. Dengan demikian rasa egosentrisme berkurang dan digantikan oleh kelakuan yang bercorak sosial. Di sekolah anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
                Sekolah merupakan lembaga tempat anak diberikan pendidikan intelektual, yakni mempersiapakan anak untuk sekolah yang lebih lanjut. Selain ditujukan pada aspek intelektual, aspek moral, agama,  sosial juga memerluka perhatian khusus.
Sumber:
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Pendidikan Michel Foucault. Jakarta: Rajawali Pers.
Nasution. 2015. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar