SIKAP BELAJAR PESERTA DIDIK
1.
Pengertian Sikap
dan Belajar
Sikap dapat
didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu berbeda satu sama
lain. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional
dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Disini Trow lebih
menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang terhadap suatu objek.
Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable mengemukakan bahwa sikap
adalah suatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan
memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau
situasi yang berhubungan dengan objek itu.
Definisi
sikap menurut Allport ini menunjukan bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau
dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan
pengaruh langsung kepada respons seseorang. Harlen mengemukakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam
menghadapi suatu objek atau situasi tertentu.
Jadi
disini makna sikap yang terpenting apabila diikuti oleh objeknya. Misalnya
sikap terhadap Undang-Undang Pemilu, sikap terhadap sistem kampanye, dan
lain-lain. sikap adalah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan objek
tertentu. sikap bukan tindakan nyata (overt
behavior) melainkan masih bersifat tertutup (covert behavior). Cardno mendefinisikan sikap sebagai berikut.
Attitude entails an existing predisposition to
response to social object which, in interaction with situational and other
dispositional variables, guides and directs the overts behavior of the
individual.
Dalam
istilah kecenderungan (predisposition),
terkandung pengertian arah tindakan yang akan dilakukan seseorang berkenaan
dengan suatu objek. Arah tersebut dapat bersifat mendekati atau menjauhi.
Tindakan mendekati atau menjauhi suatu objek (orang, benda, idde, lingkungan,
dan lain-lain), dilandasi oleh perasaan penilaian individu yang bersangkutan
terhadap objek tersebut. Misalnya, ia menyukai atau tidak menyukainya,
menyenangi atau tidak menyenanginya, menyetujui atau tidak menyetujuinya.
Dalam
arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut
Bruno (1987), sikap (attitude) adalah
kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk
terhadap orang atau barang tertentu. dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu
dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara
tertentu. dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan
munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan
lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.
Sikap
adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespons (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada guru terutama kepada
mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses
belajar siswa tersebut. sebaliknya, sikap negatif siswa guru dan mata
pelajaran, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru atau kepada mata
pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. selain itu sikap
terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat conserving,
walaupun mungkin tidak menimbulkan kesulitan belajar, namun prestasi yang
dicapai siswa akan kurang memuaskan.
Adapun belajar
menunjuk kepada suatu cabang belajar yaitu belajar dalam arti sempit, khusus
untuk mendapatkan pengetahuan akademik. Belajar menurut Morgan dkk. merupakan
setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil
latihan atau pengalaman.
2.
Konsep Sikap
Belajar
Berdasarkan
hal-hal yang dikemukakan diatas, sikap belajar dapat diartikan sebagai
kecenderungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat
akademik.
Brown dan
Holtzman mangembangkan konsep sikap belajar melalui dua komponen, yaitu Teacher Approval (TA) dan Education Acceptance (EA). TA
berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru; tingkah laku mereka di
kelas; dan cara mengajar. Adapun Education
Acceptance terdiri atas penerimaan dan penilakan siswa terhadap tujuan yang
akan dicapai; dan materi yang disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang
ditetapkan di sekolah.
Sikap belajar
penting karena didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam proses belajar mengajar. Gaya mengajar yang diterapkan
guru dalam kelas berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Dalam
hubungan ini, Nasution menyatakan bahwa hubungan tidak baik dengan guru dapat
menghalangi prestasi belajar yang tinggi. Sikap belajar bukan saja sikap yang
ditunjukan kepada guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi
pelajaran, tugas, dan lain-lain.
Sikap belajar
siswa akan terwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju atau
tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap seperti itu
akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya. Sesuatu
yang menimbulkan rasa senang, cenderung untuk diulang, demikian menurut hukum
belajar (law of effect) yang
dikemmukakan Thorndike. Pengulangan ini (law
of effect) penting untuk mengukuhkan hal-hal yang telah dipelajari.
3.
Peranan Sikap
Belajar
Sikap belajar
ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. Sikap belajar yang positif akan
menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap
belajar yang negatif. Peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat
seseorang, melainkan juga bagaimana ia melihatnya.
Segi afektif
dalam sikap merupakan sumber motif. Sikap belajar yang positif dapat disamakan
dengan minat, sedangkan minat akan memperlancar jalannya pelajaran siswa yang
malas, tidak mau belajar dan gagal dalam belajar, disebabkan oleh tidak adanya
minat.
Berdasarkan
hal-hal yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap belajar ikut
berperan dalam menentukan aktivitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif
berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor
lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan
dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang
sikap belajarnya negatif.
Untuk
mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa seperti tersebut
diatas, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukan sikap positif terhadap
dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi vaknya. Dalam hal
bersikap positif positif terhadap mata pelajarannya, seorang guru sangat
dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya. Guru yang
demikian tidak hanya menguasai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang studinya,
tetapi juga mampu meyakinkan kepada para siswa akan manfaat bidang studi itu
bagi kehidupan mereka. Dengan meyakini manfaat bidang studi tersebut, siswa
akan merasa membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah diharapkan muncul
sikap positif terhadap bidang studi tersebut sekaligus terhadap guru yang
mengajarnya.
Cara mengembangkan sikap belajar yang
positif:
1.
Bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk
mendapat penghargaan, dan sebagainya.
2. Hubungkan dengan
pengalaman yang lampau
3.
Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang baik
4. Gunakan berbagai
metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan
sebagainya.
mana referensinya kak
BalasHapusmana referensinya kak
BalasHapus