Robert
King Merton (1910-2003)
Biografi:
• Lahir pada
tanggal 4 Juli 1910 di pemukiman kumuh di Philadelphia Selatan
• Seorang
imigran Yahudi
• Mendapatkan gelar MA dan Ph.D dari Universitas Harvard
• Murid dari
Talcott Parsons
• Memulai
karir sosiologis di bawah bimbingan George E. Simpson di Temple University di
Philadelphia (1927-1931)
Tokoh
yang Mempengaruhi Pemikiran Robert K Merton
• Durkheim
dan Georg Simmel, yang mengajari melalui karya-karya
• P.A.
Sorokin yang mengarahkan pada pemikiran sosial Eropa
• L.J. Henderson yang mengajari tentang disiplin
investigasi ideide yang menarik;
• E.F. Gay,
yang mengajari tentang pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang dapat
direkonstruksi dari arsip
• George
Sarton, yang mengizinkan bekerja di bawah bimbingannya selama beberapa tahun di
bengkel kerjanya yang terkenal di Widener Library of Harvard.
Perbedaan Parsons dan Merton:
Parsons: membela penciptaan teori-teori besar yang bersifat melingkupi
Merton: lebih menyukai teori-teori terbatas dengan cakupan menengah.
Parsons: membela penciptaan teori-teori besar yang bersifat melingkupi
Merton: lebih menyukai teori-teori terbatas dengan cakupan menengah.
Teori
Struktural Fungsional Merton
Model struktural fungsional Merton
mengkritik apa yang dilihatnya sebagai tiga postulat dasar analisis fungsional
seperti yang dikembangkan oleh antropolog Malinowsi dan Radcliffe Brown.
a) Postulat kesatuan fungsional masyarakat, postulat ini
menyatakan bahwa seluruh kepercayaan dan praktik sosial budaya standar bersifat
fungsional bagi masyarakat secara keseluruhan maupun bagi individu dalam
masyarakat.
Akan tetapi Merton berkukuh,
kendati hal itu mungkin benar dalam masyarakat primitif yang kecil,
generalisasi itu tidak dapat diperluas kepada masyarakat-masyarakat yang lebih
besar dan lebih kompleks.
b) Fungsionalisme universal dinyatakan bahwa semua bentuk
dan struktur sosial cultural memiliki fungsi positif.
Merton berargumen bahwa hal
tersebut bertolak belakang dengan yang kita jumpai di dunia nyata. Jelas bahwa
tidak setiap struktur, adat kebiasaan, ide, kepercayaan, dan seterusnya,
menpunyai fungsi-fungsi positif.
c)
Postulat Indispensabilitas, yakni
bahwa setiap kebiasaan, ide, objek materiil, dan kepercayaan memenuhi beberapa
fungsi penting, memiliki sejarah, menyatakan semua aspek masyarakat yang sudah
baku tidak hanya mempunyai fungsi positif melainkan mencerminkan bagian-bagian
yang sangat diperlukan berfungsinya masyarakat sebagai satu kesatuan. Struktur
ini mengarah pada pemikiran bahwa semua struktur dan secara fungsional adalah
penting untuk masyarakat.
Argumennya
adalah bahwa seluruh standar masyarakat tidak hanya memiliki fungsi
positif namun juga merepresentasikan bagian-bagian tak terpisah dari
keseluruhan.
Fungsi, Disfungsi dan Non-fungsi
• Fungsi-fungsi
didefinisikan sebagai “konsekuensi-konsekuensi yang diamati yang dibuat untuk
adaptasi atau penyesuaian suatu sistem tertentu
• Disfungsi.
Sebagaimana struktur-struktur atau lembaga-lembaga dapat berperan dalam
pemeliharaan bagian-bagian lain sistem sosial, mereka juga dapat mempunyai
konsekuensi-konsekuensi negatif untuknya.
• Disfungsi
yang didefinisikan sebagai konsekuensi-konsekuensi yang benar-benar tidak
relevan dengan sistem yang dipertimbangkan.
Merton juga
memperkenalkan konsep fungsi manifes dan fungsi
laten. Secara sederhana, fungsi manifes adalah yang dikehendaki,
sementara fungsi laten adalah yang tidak dikehendaki.
Hubungan Kebudayaan, Struktur, dan Anomi
• Kebudayaan
sebagai “sekumpulan nilai-nilai normatif terorganisir yang mengatur perilaku
yang lazim bagi para anggota suatu masyarakat atau kelompok”
• Struktur
sosial sebagai “sekumpulan hubungan-hubungan sosial terorganisir yang denan
berbagai cara menyiratkan para anggota masyarakat atau kelompok “
• Anomi
terjadi “ bila ada pemisahan tajam antara norma-norma dan tujuan-tujuan budaya
dan kemampuan para anggota kelompok terstruktur secara sosial untuk bertindak
selaras dengannya”.
5 (lima) tipe adaptasi yang
termasuk penyimpangan sosial
a. Inovasi, yaitu perilaku
mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang
oleh masyarakat (dengan melakukan tindak kriminal).
b. Ritualisme, yaitu perilaku
seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya, namun masih tetap berpegang
pada cara-cara yang telah digariskan masyarakat.
c. Pengunduran/pengasingan diri
(retreatisme), yaitu meninggalkan baik tujuan konvensional maupun cara
pencapaian yang konvensional sebagaimana dilakukan oleh para pelaku
penyimpangan sosial.
d. Pemberontakan (rebellion), yaitu
penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai upaya untuk
melembagakan tujuan dan cara baru.
e. Konformitas, yaitu perilaku
mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan
tersebut Robert K.Merton juga memperkenalkan konsep fungsi nyata (manifest) dan
fungsi tersembunyi (laten).
Demikianlah biografi dan pemikiran
Robert K Merton yang disajikan secara singkat. Dari mulai lahir, memulai karir,
orang yang mempengaruhi pemikirannya, hingga pemikirannya yang sangat cemerlang
dalam payung Struktural Fungsional.
Sumber:
Ritzer, George.2012.Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern.yogyakarta:Pustaka Belajar.
Ritzer, George.2012.Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern.yogyakarta:Pustaka Belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar