Senin, 03 Oktober 2016

Rangkuman Pemikiran Robert K Merton



Robert King Merton (1910-2003)
Biografi:
      Lahir pada tanggal 4 Juli 1910 di pemukiman kumuh di Philadelphia Selatan
      Seorang imigran Yahudi
      Mendapatkan gelar MA dan Ph.D dari Universitas Harvard
      Murid dari Talcott Parsons
      Memulai karir sosiologis di bawah bimbingan George E. Simpson di Temple University di Philadelphia (1927-1931)
Tokoh yang Mempengaruhi Pemikiran Robert K Merton
      Durkheim dan Georg Simmel, yang mengajari melalui karya-karya
      P.A. Sorokin yang mengarahkan pada pemikiran sosial Eropa
   L.J. Henderson yang mengajari tentang disiplin investigasi ideide yang menarik;
      E.F. Gay, yang mengajari tentang pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang dapat direkonstruksi dari arsip
      George Sarton, yang mengizinkan bekerja di bawah bimbingannya selama beberapa tahun di bengkel kerjanya yang terkenal di Widener Library of Harvard.
Perbedaan Parsons dan Merton:

Parsons: membela penciptaan teori-teori besar yang bersifat melingkupi

Merton: lebih menyukai teori-teori terbatas dengan cakupan menengah.

Teori Struktural Fungsional Merton       
Model struktural fungsional Merton mengkritik apa yang dilihatnya sebagai tiga postulat dasar analisis fungsional seperti yang dikembangkan oleh antropolog Malinowsi dan Radcliffe Brown.
a)   Postulat kesatuan fungsional masyarakat, postulat ini menyatakan bahwa seluruh kepercayaan dan praktik sosial budaya standar bersifat fungsional bagi masyarakat secara keseluruhan maupun bagi individu dalam masyarakat.
Akan tetapi Merton berkukuh, kendati hal itu mungkin benar dalam masyarakat primitif yang kecil, generalisasi itu tidak dapat diperluas kepada masyarakat-masyarakat yang lebih besar dan lebih kompleks. 
b)   Fungsionalisme universal dinyatakan bahwa semua bentuk dan struktur sosial cultural memiliki fungsi positif.
Merton berargumen bahwa hal tersebut bertolak belakang dengan yang kita jumpai di dunia nyata. Jelas bahwa tidak setiap struktur, adat kebiasaan, ide, kepercayaan, dan seterusnya, menpunyai fungsi-fungsi positif.
c)   Postulat Indispensabilitas, yakni bahwa setiap kebiasaan, ide, objek materiil, dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki sejarah, menyatakan semua aspek masyarakat yang sudah baku tidak hanya mempunyai fungsi positif melainkan mencerminkan bagian-bagian yang sangat diperlukan berfungsinya masyarakat sebagai satu kesatuan. Struktur ini mengarah pada pemikiran bahwa semua struktur dan secara fungsional adalah penting untuk masyarakat.
Argumennya adalah bahwa seluruh standar masyarakat tidak hanya memiliki fungsi positif namun juga merepresentasikan bagian-bagian tak terpisah dari keseluruhan.
Fungsi, Disfungsi dan Non-fungsi
      Fungsi-fungsi didefinisikan sebagai “konsekuensi-konsekuensi yang diamati yang dibuat untuk adaptasi atau penyesuaian suatu sistem tertentu
      Disfungsi. Sebagaimana struktur-struktur atau lembaga-lembaga dapat berperan dalam pemeliharaan bagian-bagian lain sistem sosial, mereka juga dapat mempunyai konsekuensi-konsekuensi negatif untuknya.
      Disfungsi yang didefinisikan sebagai konsekuensi-konsekuensi yang benar-benar tidak relevan dengan sistem yang dipertimbangkan.
Merton juga memperkenalkan konsep fungsi manifes dan fungsi laten. Secara sederhana, fungsi manifes adalah yang dikehendaki, sementara fungsi laten adalah yang tidak dikehendaki.
Hubungan Kebudayaan, Struktur, dan Anomi
      Kebudayaan sebagai “sekumpulan nilai-nilai normatif terorganisir yang mengatur perilaku yang lazim bagi para anggota suatu masyarakat atau kelompok”
      Struktur sosial sebagai “sekumpulan hubungan-hubungan sosial terorganisir yang denan berbagai cara menyiratkan para anggota masyarakat atau kelompok “
      Anomi terjadi “ bila ada pemisahan tajam antara norma-norma dan tujuan-tujuan budaya dan kemampuan para anggota kelompok terstruktur secara sosial untuk bertindak selaras dengannya”.
5 (lima) tipe adaptasi yang termasuk penyimpangan sosial
a. Inovasi, yaitu perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat (dengan melakukan tindak kriminal). 
b. Ritualisme, yaitu perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya, namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan masyarakat. 
c. Pengunduran/pengasingan diri (retreatisme), yaitu meninggalkan baik tujuan konvensional maupun cara pencapaian yang konvensional sebagaimana dilakukan oleh para pelaku penyimpangan sosial. 
d. Pemberontakan (rebellion), yaitu penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru. 
e. Konformitas, yaitu perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut Robert K.Merton juga memperkenalkan konsep fungsi nyata (manifest) dan fungsi tersembunyi (laten).
Demikianlah biografi dan pemikiran Robert K Merton yang disajikan secara singkat. Dari mulai lahir, memulai karir, orang yang mempengaruhi pemikirannya, hingga pemikirannya yang sangat cemerlang dalam payung Struktural Fungsional.
Sumber: 
Ritzer, George.2012.Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern.yogyakarta:Pustaka Belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar