Senin, 10 Oktober 2016

Struktur Sosial



Bisa atau Tidak Masyarakat Hidup Tanpa Struktur Sosial?
Struktur sosial diartikan sebagai susunan terhadap sesuatu yang memilki bagian-bagian atau unsur-unsur dan membentuk suatu susunan. Struktur sosial selalu identik dengan lembaga sosial, bangunan sosial dan lembaga kemasyarakatan. Adapun kata struktur sosial berasal dari bahasa Latin, structum yang berarti menyusun, membangun untuk sebuah gedung dan lebih umun dipakai istilah konstruksi yang berarti rangka.
            Suatu struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interkasi antarstatus dan peran sosial. Di dalam struktur, terdapat unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.
            Pada dasarnya struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimilki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memilki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dengan kelompok sosial lainnya. Fungsi struktur sosial yang lainnya adalah sebagai kontol terhadap pelanggaran norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat, juga sebagai pembelajaran mengenai sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kediplinan.
            Namun pada kenyataannya, struktur sosial menimbulkan masalah-masalah sosial yang berkesinambungan. Struktur sosioal dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh kekuasaan yang sebesar-besarnya. Orang-orang berlomba-lomba untuk mendapat kekuasaan dan menghalalkan segala cara agar mendapatkan kekuasaan tersebut. Setelah mendapatkan kekuasaan tersebut, orang akan merasa bahwa dirinya atau kelompoknya lah yang paling hebat dan memandang rendah kelompok sosial lainnya.
Memang benar, jika struktur sosial dapat memicu seseorang atau kelompok sosial untuk berkompetisi agar meningkatkan status sosialnya. Tapi jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, struktur sosial dapat mengakibatkan perpecahan karena antar kelompok sosial saling bertikai dan berseteru untuk mendapatkan penghargaan sebagai kelompok yang paling berkuasa. Akibat buruk tentu akan dirasakan oleh kaum atau golongan minoritas yang akan terasingkan karena tidak mampu berkompetisi melawan kelompok-kelompok sosial yang besar dalam memperebutkan kekuasan.
            Unsur dasar dalam struktur sosial adalah status sosial, dimana status sosial merupakan kedudukan seseorang dalam kelompok masyarakat. Status sosial akan menimbulkan kecemburuan sosial dari yang memiliki status lemah dalam sebuah kelompok sosial kepada yang memilki status yang kuat atau yang berkuasa dalam kelompok sosial. Status sosial inilah yang akan menimbulkan kesenjangan sosial dalam sebuah lembaga atau kelompok sosial. Karena yang memilki kekuasaan yang besarlah yang akan di anggap atau di dengar suaranya, sementara yang tidak memilki kedudukan hanya akan menjadi pendengar dan pelaksana dari suara yang diberikan si penguasa.
            Struktur sosial secara langsung maupun tidak langsung telah memecah belah kehidupan manusia dan menggolongkan manusia kedalam suatu kriteria tertentu. Seperti stratifikasi dan diferensiasi, manusia digolongkan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu baik berdasarkan kedudukan, kepemilkikan ekonomi, politik, status dalam masyarakat, maupun dalam ciri fisik.
            Stratifikasi sosial telah membedakan masyarakat kedalam kelas-kelas sosial secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Dasar dan inti sistem stratifikasi sosial adalah adanya ketidak ketidakseimbangan pembagian hak dan kewajiban, serta tanggunng jawab individu maupun kelompok dalam suatu sistem sosial. Stratifikasi sosial akan selalu ada dalam masyarakat selama di dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai. Adapun ukuran yang dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat dalam suatu pelapisan sosial adalah ukuran kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan atau pendidikan.
            Dalam difensiasi sosial, unsur pembedanya adalah ras, suku bangsa, agama dan gender. Meskipun dalam diferensiasi sosial tidak menunjukan adanya tingkatan secara vertikal, tetap saja manusia telah dikelompokan berdasarkan kriteria dan ciri fisik tertentu. Mengklasifikasikan seseorang kedalam suatu kelompok tertentu akan menimbulkan disintergasi sosial. Tidak ada persatuan diantara warga negara, yang ada hanya sikap mementingkan kelompok sosialnya (primordialisme).
            Idealnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara tidak ada pelapisan peran, tingkatan dan status sosial tertentu. Kehidupan akan damai jika semua manusia berada di posisi yang sama dan tidak ada perbedaan yang dapat mendiskriminasi kelompok atau segelintir orang yang tersisihkan karena tidak mempunya peran dan kedudukan dalam masyarakat.
Tanpa struktur sosial, manusia akan tetap hidup damai dan sejahtera karena tidak akan ada lagi orang yang berlomba-lomba memperebutkan kekuasaan, menghalalkan segala cara agar mendapatkan kedudukan dan tidak ada lagi orang yang menderita karena kesenjangan sosial, perbedaan status dan kemiskinan yang diakibatkan oleh status sosialnya yang rendah.
Yang dibutuhkan manusia hanya hidup damai dengan cukup satu pemimpin yang menjadi pusat kebijakan dan diangkat berdasarkan kesepakatan bersama-sama. Selain pemimpin, semua orang hidup merata dengan status sosial yang sama, hak dan kewajiban yang sama, kesempatan yang sama dan peran yang sama. Dengan begitu, tidak akan lagi konflik maupun pertikaian diantara masyarakat atau kelompok masyarakat.

Disusun oleh:
Nama                           : Rosi Apriliani
NIM                            : 2290150030
Program Studi             : Pendidikan Sosiologi
Semester                      : I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar