Hubungan, Perbedaan, dan Persamaan Filsafat dengan
Ilmu Pengetahuan
·
Hubungan Filsafat dengan Ilmu
Pengetahuan
Semua ilmu
sudah dibicarakan dalam filsafat. Bahkan beberapa ilmu dilahirkan dari
filsafat, berarti ilmu yang memisahkan diri dari filsafat. Misalnya matematika,
astronomi, fisika, kimia, biologi, psikologi, dan sosiologi.
Ilmu
bersifat analitis, ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan
pengetahuan sebagai objek formalnya. Sedangakan filsafat belajar dari ilmu
pengetahuan dengan menrkankan keseluruhan dari sesuatu (sinoptis), karena
keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya.
Ilmu
bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta-fakta,
teknik-teknik, dan alat-alat. Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu,
melainkan membantu manusia untuk mengambil keputusan-keputusan tentang tujuan,
nilai-nilai dan tentang apa-apayang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak
netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan yang penting dalam
berfilsafat.
Ilmu
mulai dengan asumsi-asumsi. Filsafat juga mempunyai asumsi-asumsi dan
menyelidikinya atau merenungkannya karena ia meragukan terhadap asumsi
tersebut.
Ilmu
pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas.
Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam prkatek
berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat menggunakan hasil-hasil ilmu
pengetahuan, verifikasi dilakukan filsafat dengan melalui akal pikiran yang
didasarkan kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat
dapat menelaah masalah-masalah yang mungkin tidak dapat dicarikan
penyelesaiannya oleh ilmu.
·
Perbedaan Filsafat dengan Ilmu
Pengetahuan
ü Ilmu berhubungan dengan lapangan yang terbatas, filsafat mencoba
berhubungan dengan keseluruhan pengalaman, untuk memperoleh suatu pandangan
yang lebih komperhensif tentang sesuatu
ü Ilmu menggunakan pendekatan analitis dan deskriptif, sedangkan
filsafat sintetis atau sinoptis, berhubungan dengan sifat-sifat dan kualitas
alam dan hidup secara keseluruhan.
ü Ilmu mengalisiskeseluruhan menjadi bagian-bagian, dan organisme
menjadi organ-organ, filsafat mencoba membedakan sesuatu dalam bentuk sintetis
yang menjelaskan dan mencari makna sesuatu secraa keseluruhan.
ü Ilmu menghilangkan faktor-faktor pribadi yang subjektif, sedangkan
filsafta tertarik pada personalitas, nilai-nilai dan semua pengalaman.
ü Ilmu tertarik kepada hakikat sesuatu bagaimana adanya, sedangkan
filsafat tidak hanya terarik pada bagian-bagian yang nyata, melainkan juga pada
kemungkinan-kemungkinan yang ideal dari suatu benda, dan nilai dan maknanya.
ü Ilmu meneliti alam, mengontrol proses alam sedangkan tugas filsafat
mengadakan kritik, menilai dan mengkoordinasikan tujuan.
ü Ilmu lebih menekankan pada deskripsi hukum-hukum fenomenal dan
hubungan kausal. Filsafat tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan
penntanyaan “why” dan “how”.
Henderson, memberikan gambaran hubungan (dalam hal ini perbedaan)
antara filsafat dan ilmu sebagia berikut:
Ilmu (Science)
|
Filsafat
|
1.Anak
filsafat
|
1. Induk
ilmu
|
2. Analitis; memeriksa senua
gejala melalui unsur terkecilnya untuk memperoleh gambaran senyatanya menurut
bagiannya.
|
2. sinoptis, memandang dunia
dan alam semesta sebgai keseluruhan, untuk dapat menerangkannya,
menafsurkannya, dan memahaminya secara keseluruhan.
|
3. Menekankan fakta-fakta
untuk melukiskan objeknya; netral dan mengabstrakan faktor keinginan dan
penilaian manusia.
|
3. bukan saja menekankan
keadaan sebenarnya dari objek, melainkan juga bagaimana seharusnya objek itu.
Manusia dan nilai merupakan faktor penting.
|
4. Memulai sesuatu dengan
memakai asumsi-asumsi.
|
4. memeriksa dan meragukan
semua asumsi-asumsi
|
5. Menggunakan metode
eksperimen yang terkontrol sebgai cara kerja dan sifat terpenting; menguji
sesuatu dengan menggunakan penginderaan
|
5. menggunakan semua penemuan
ilmu pengetahuan; menguji sesuatu berdasarkan pengalaman dengan memakai
pikiran.
|
·
Persamaan Filsafat dengan Ilmu
Pengetahuan
Ø Kedua-duanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objeknya
selengkap-lengkapnya sampai habis-habisan.
Ø Kedua-duanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau pertalian
yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan
sebab-sebabnya.
Ø Kedua-duanya hendak memberikan sintesis yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
Ø Kedua-duanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan
seluruhnya timbul dari hasrat manusia akan kebenaran (objektivitas), akan
pengetahuan yang lebih mendalam yang mengasas.
Sumber: Salam,
Baharuddin.2015.Pengantar Filsafat.Jakarta:Bumi
Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar