Desain Kurikulum Teknologis
Model
desain kurikulum teknologi difokuskan kepada efektivitas program, metode, dan
bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan. Perspektive teknologi telah
banyak dimanfaatkan pada berbagai konteks, misalnya pada program pelatihan di
lapanganindustri dan militer. Desain sistem intruksional menekankan kepada
pencapaian tujuan yang mudah diukur, aktivitas, dan tes, serta pengembangan
bahan-bahan ajar.
Teknologi
mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penerapan
hasil-hasil teknologi dan penerapan teknologi sebagai suatu sistem.
Sisi
pertama yang berhubungan dengan penerapan teknologi adalah perencaan yang
sistematis dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan dan pemanfaatan alat tersebut semata-mata untuk meningkatkan
efektivitas dan efesiensi pelanajaran. Dengan penerapah hasil-hasil teknologi
sebagai alat, diasumsikan pembelajaran akan lebih berhasil secara efektif dan
efesien. Contoh penerapan hasil-hasil teknologi itu diantaranya adalah
pembelajaran dengan bantuan komputer (computer
assisted-instruction), pembelajaran melalui radio, gilm, video dan lain
sebagainya. Pernahkan anda mempelajari materi pelajaran Bahasa Inggris melalui
kaset? Nah, itu adalah model desain kurikulum dengan menggunakan media dalam
bentuk pembelajaran individual. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris melalui
kaset, anda belajar tahap demi tahap. Dalam setiap tahapan sudah ditentukan
tujuan yang harus dicapai, materi/pelajjaran yang harus dipelajari, cara
bagaimana mempelajarainya sampai pada menentukan evaluasi keberhasilan.
Teknologi
sebagai suatu sistem, menekankan kepada penyususnan program pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan sistem yang ditandai dengan perumusan tujuan khusus
sebagai tujuan tingkah laku yang harus dicapai. Proses pembeljaran diarahkan
untuk mencapau tujuan. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran itu diukur
dari sejauh mana siswa dapat menguasai atau mencapai tujuan khusus tersebut.
jadi, penerapan teknologi sebagai suatu sistem tidak ditentukan oleh penerapan
hasil-hasil teknologi akan tetapi begaimana merancang implementasi kurikulum
dengan pendekatan sistem.
Seperti
yang telah kita pelajari sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama
lain saling berkaitan secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan. Dengan
demikian, akhir suatu proses pembelajaran adalah ketercapaian tujuan yang
dirumuskan sebelumnya. Segala daya upaya yang dilakukan guru diarahkan untuk
mencapai tujuan. Untuk melihat efektivitas proses dalam suatu sistem, maka
tujuan yang dirumuskan harus dapat diukur, bukan tujuan tang bersifat abstrak
dan umum; semakin tujuan itu jelas dan spesifik, maka semakin jelas juga
merancang proses pembelajaran serta semakin jelas pula menetapkan kinerja
keberhasilan.
Kurikulum
teknologi, banyakdipengaruhi oleh psikologi belajar behavioristik. Salah satu
dari ciri teori belajar ini adalah menekankan pola tingkah laku yang bersifat
mekanis seperti yang digambarkan dalam teori stimulus-respons. Lebih lanjut
dalam pandangannya tentang belajar kurikulum ini memiliki karakteristik seperti
berikut:
1. Belajar
dipandang sebagai proses respon terhadap rangsangan
2. Belajar
diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan sejumlah tugas yang harus
dipelajari
3. Secara
khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal tertentu bisa
saja belajar secara kelompok.
Menurut
McNail (1990), tujuan kurikulum teknologis ditekankan kepada pencapaian
perubahan tingkah laku yang dapat diukur. Oleh karena itu tujuan umum
dijabarkan kedalam tujuan-tujuan khusus. Tujuan-tujuan itu biasanya diambil
dari setiap mata pelajaran (disiplin ilmu). Semua siswa diharapkan dapat
menguasai secara tuntas tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Sebagaimana
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka organisasi bahan pelajaran
kurikulum teknologis memiliki ciri-ciri: pertama, pengorganisasian materi
kurikulum berpatokan pada rumusan tujuan; kedua, materi kurikulum disusun
secara berjenjang; dan ketiga, materi kurikulum disususn dari mulai yang
sederhana menuju yang kompleks.
Selanjutnya
untuk efektivitas dan keberhasilan implementasi kurikulum teknologi hendaklah
memeprhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kesadaran
akan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa pembelajaran diarahkan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, siswa perlu diberi penjelasan apa yang harus
dicapai.
2. Dalam
pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktikan kecakapan sesuai dengan
tujuan.
3. Siswa perlu
diberi tahu hasil yang telah dicapai. Dengan demikian siswa perlu menyadarai apakah
pembelajaran sudah dianggap cukup atau masih perlu bantuan.
Sumber:
Sanjaya, Wina.2009. kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar