Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan
Pengertian dan
Kegunaan Sistem
Penyususnan standar proses
pendidikan diperlukan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru sebagai upaya ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan. Dengan
demikian, standar proses dapat dijadikan pedoman oleh setiap guru dalam
pengelolaan proses pembelajaran serta menentukan komponen-komponen yang dapat
memengaruhi proses pendidikan.
Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem.
Melalui pendekatan sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat
memngaruhi keberhasilan suatu proses.
Sistem adalah suatu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berkaitan san saling berinteraksi untuk
encapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang
telah diterapkan.
Berdasarkan pengertian di atas,
maka ada tiga hal penting yang menjadi karakterisyik suatu sistem. Pertama,
setiap sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan merupakan ciri utama suatu sistem.
Tidak ada sistem tanpa tujuan. Tujuan merupakan arah yang harus dicapai oleh
suatu pergerakan sistem. Semakin jelas tujuan semakin mudah menentukan
pergerakan sistem. Kedua, sistem selalu mengandung suatu proses. Proses adalah rangkaian
kegiatan. Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan. Semakin kompleks tujuan,
maka semakin rumit juga proses kegiatan. Ketiga, proses kegiatan dalam suatu
sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen atau unsur-unsur
tertentu. oleh sebab itu, suatu sistem tidak akan mungkin hanya memiliki satu
komponen saja. Sistem memerlukan dukungan berbagai komponen yang satu sama lain
saling berkaitan.
Atas dasar pengertian di atas,
maka jelas sistem bukanlah hanya sebagai suatu cara, seperti yang banyak
dipahami banyak orang selama ini. Yang pasti adalh sistem selalu bertujuan, dan
seluruh kegiatan dengan melibatkan dan memanfaatkan setiap komponen diarahkan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh karena suatu sistem
merupakan proses untuk mencapai tujuan melalui pemberdayaan komponen-komponen
yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Perencanaan
adalah pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan komponen agar tujuan
berhasil dengan sempurna. Oleh sebab itu, proses berpikir dengan pendekatan
sistem memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses. Artinya, apabila
seluruh komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan fungsinya, maka
dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal;
sebaliknya manakala komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja
sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti
akan mengahambat pencapaian tujuan. Misalnya, manusia merupakan suatu sistem
yang terdiri dari berbagai komponen seperti komponen mata untuk melaksanakan
fungsi penglihatan, komponen telingan untuk melaksanakan fungsi pendengaran,
komponen mulut untuk melaksanakan fungsi pencernaan, dan lain sebagainya.
Manakala salah satu atau sebagian besar komponen tidak berfungsi maka akan
merusak sistem secara keseluruhan. Manakala telingan kita skait, misalnya,
sehingga tak dapat mendengar, maka akan mengganggu seluruh sistem tubuh kita.
Suatu sistem memiliki ukuran dan
batas yang relatif. Bisa terjadi suatu sistem tertentu pada dasarnya merupakan
subsistem dari suatu sistem yang lebih luas. Misalnya, sistem bembelajaran yang
memiliki komponen-komponen tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari
sistem pendidikan; dan sistem pendidikan merupakan subsistem dari sistem sosial
masyarakat. dalam sistem pembelajaran itu pun memiliki sunsistem-subsistem yang
lebih kecil, mislanya subsistem media, subsistem strategi, dan lain sebagianya.
Oleh karena itulah manakala sesuatu kita anggap sebagai suatu sistem, kita
mesti melihat secara keseluruhan komponen yang membentuknya, sebab komponen
terkecil dari suatu susbsistem dapat memengaruhi sistem yang lebih luas.
Misalnya, komponen baut gir yang merupakan subsistem dari roda sepeda motor
dapat memngaruhi sistem pada sepeda motor itu sendiri.
Kemudian, mengapa pembelajaran
dikatakan sebagai suatu sistem? Karena pembelajaran adalah kegiatan yang
bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu merupakan
rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen. Itulah pentingnya setiap
guru memahami sistem pembelajaran. Melalui pemahaman sistem, mminimal setiap
guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan,
proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen
dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana
mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut.
Sistem bermanfaat untuk merancang
atau merancanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara
berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan (Ely, 1979).
Oleh karena itulah proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran
mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya:
1. Melalui
sistem perencanaan yang matang, guru akan terhindar dari keberhasilan secara
untung-untungan, dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya ramal yang
kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena memang perencanaan
disusun untuk mencapai hasil yang optimal.
2. Melalui
sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai
hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi
yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Melalui
sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan
berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.
Sumber: Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar