PENGARUH TRADISI REBO
WEKASAN (SHOLAT TOLAK BALA) TERHADAP MASYARAKAT
KELURAHAN RANGKASBITUNG BARAT, KABUPATEN LEBAK, BANTEN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi
Kebantenan
Dosen Pengampu: Arif Permana Putra,M.Pd.
Oleh :
Ukhti Rusniawati
(2285150010)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
SERANG
Oktober 2016
LEMBAR
PENGESAHAN
TUGAS
ARTIKEL
Judul : Pengaruh
Tradisi Rebo Wekasan (Sholat Tolak Bala) Terhadap
Masyarakat
Kelurahan Rangkasbitung Barat, Lebak, Banten.
Oleh : Ukhti
Rusniawati
NIM : 2285150010
Telah disahkan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 02 November 2016
Tempat : Ruang Jurusan
FKIP UNTIRTA Ciwaru
Menyetujui,
Arif Permana Putra, M.Pd.
NIDN. 04 290787 03
PENDAHULUAN
Indonesia
mempunyai berbagai budaya dan tradisi yang berkembang dan melekat erat pada
masyarakat yang sampai hari ini masih dipertahankan. Setiap daerah di Indonesia
mempunyai tradisi yang berbeda-beda dan khas, hal ini mencakup ilmu
pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai adat dan lain sebagainya. Kepercayaan
yang terlihat dari masyarakat kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak
Provinsi Banten ini adalah salah satunya melaksanakan Tradisi Rebo Waekasan
yang dilaksanakan setiap tahun pada hari Rabu terakhir di bulan safar.
Masyarakat
berpendapat bahwa pada hari Rabu terakhir di bulan safar akan diturunkan
berbagai malapetaka atau penyakit. Maka untuk mengindari penyakit tersebut
masyarakat melaksanakan Sholat Tolak Bala berjama’ah di Masjid Al-Kamal di
Kampung Sentral kelurahan Rangkasbitung Barat. Selain itu, masyarakat sekitar
menyebutkan bahwa Rebo Wekasan diyakini sebagai hari dimana turunnya berbagai
penyakit dan marabahaya sebanyak 320.000. sehingga masyarakat berbondong-bondong
melaksanakan sholat tolak bala di masjid terdekat atau bisa dilaksanakan
sendiri di rumah pada pagi hari, meskipun tidak ada dasar dan penjelasan yang
tepat tentang hal itu.
Ada beberapa
pertanyaan yang akan dibahas pada artikel ini yaitu: Bagaimana keadaan
masyarakat di daerah Kelurahan Rangkasbitung Barat? Apa itu Rebo Wekasan? Apa
makna dari Rebo Wekasan (Sholat tolak bala)? Bagaimana cara pelaksanaan Rebo
Wekasan (Sholat tolak bala)?
PEMBAHASAN
2.1. Keadaan
Masyarakat di Daerah Kelurahan Rangkasbitung Barat
Kampung
Sentral kelurahan Rangkasbitung Barat, kecamatan Rangkasbitung kabupaten Lebak,
Provinsi Banten merupakan sebuah kampung yang cukup besar, terletak dipusat
kota Rangkasbitung. Masyarakat di sekitar kelurahan Rangkasbitung Barat adalah
masyarakat yang mempunyai rasa kekeluargaan yang sangat erat dan terbilang
cukup religious. Selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat berjamaah
di masjid. Selain ada tradisi ngariung, di kampung Sentral kelurahan
Rangkasbitung Barat pun mempunyai tradisi yang dari zaman dahulu da hingga kini
masih dipertahankan. Bahkan, dilaksanakan rutin setiap tahunnya yaitu
menunaikan sholat Rebo Wekasan (Sholat Tolak Bala). Setiap pagi pada hari Rabu
terakhir dibulan safar, hampir semua masyarakat berbondong-bondong pergi ke
masjid untuk melaksanakan sholat tolak bala berjama’ah. Sholat tolak bala ini
bisa dilakukan sendiri di rumah dan tidak harus di masjid.
2.2. Rebo
Wekasan
Rebo
Wekasan adalah hari Rabu yang terakhir pada bulan Shafar. Dari beberapa cara
merayakan Rebo Wekasan ada yang mengganjal dalam pikiran penulis yaitu dengan
cara melalukan shalat Rebo wekasan yang dikerjakan pada hari Rabu pagi akhir
bulan Shafar setelah shalat Isyraq, kira-kira mulai masuk waktu Dhuha. Pada
dasarnya Shalat Rebo Wekasan tidak ditemukan temukan adanya Hadits yang
menerangkan shalat Rebo Wekasan.
Dalam
Islam berbagai shalat baik wajib maupun sunnah telah disebutkan dalam Hadits
Nabi saw secara lengkap yang termuat dalam berbagai kitab Hadits, namun shalat
Rebo Wekasan tidak ditemukan. Shalat wajib atau shalat sunnah merupakan ibadah
yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, baik tata cara mengerjakannya maupun
waktunya. Tidak dibenarkan membuat atau menambah shalat baik wajib maupun
sunnah dari yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ibadah hanya dapat
dilakukan sesuai dengan yang diperintahkan, jika tidak, maka sia-sia belaka
Namun
sikap yang baik terhadap shalat Rebo Wekasan adalah kembali kepada aturan bahwa
semua ibadah didasarkan atas perintah. Sesuai dengan penjelasan yang telah
diuraikan di atas, tidak ditemukan dasar perintah atau keterangan yang
menjelaskan tentang shalat Rebo Wekasan atau shalat tolak bala, maka shalat
Rebo Wekasan tidak perlu dilakukan. Bukankah semua shalat yang kita kerjakan
baik wajib maupun sunnah dapat menolak bala?.
Al-Imam`Abdul
Hamid Quds (Mufti dan Imam Masjidil Haram) Dalam kitab Kanzun Najah Was-Suraar
Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar Banyak Awliya Allah yang mempunyai
pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah
menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali
terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar, yang dikenal dengan Rabu
Wekasan. Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang
tahun.
2.3. Makna
yang terkandung dari Rebo Wekasan
Setidaknya ada
dua makna yang terselubung dalam perayaan rebo wekasan bagi masyarakat muslim,
kedua makna tersebut adalah makna yang sangat sakral dan makna ketenangan.
a. Makna
Sakral
Bagi masyarakat
muslim Demak kebanyakan mereka meyakini bahwa hari rabu terakhir bulan Shafar
atau rebo wekasan mempunyai makna yang mendalam dan disakralkan karena dianggap
hari nahas, hari dimana Allah SWT menurunkan 320 ribu bala’, hari yang
menakutkan atau hari yang bisa menjadikan seseorang mendapatkan bahaya.sebutan
hari nahas ini menurut beberapa orang berdasarkan pada tafsir QS. Al-Qomar : 19
yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang
sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus,”.
b. Makna
Ketenangan
Setelah mereka
melakukan ritual sebagaimana diatas, mereka merasakan ketenangan dalam hati
serta tidak was-was kan bahaya yang menimpanya. Sebutlah Kyai Mastur, seorang
kyai Majid di desa Gajah Lor, ia meyakini bahwa setelah melakukan ritual dengan
segala rangkaiannya ia merasa tenang karena sudah berusaha dengan berdo’a,
shalat li daf’il bala, melakukan sedekah yang menurut keyakinanorang Islam
sebagai penolak bala’ karena berdasarkan hadits, bahwa shadaqah akan menolak
segala bahaya. Di samping itu, ia sudah merasa berusaha untuk meminum air yang
telah diberikan wafaq atau rajah yang berisi tulisan-tulisan al-Qur’an, dengan
harapan mendapatkan berkah dari tulisan tadi.
Seandainya
perbuatan yang mereka lakukan itu kurang ada tuntunannya menurut teks-teks
al-Qur’an atau hadits, mereka masih mengatakan itu sekedar ibadah afdhaliyatu
a’mal dan tentu tetap mendapatkan pahala. Dari keyakinan-keyakinan inilah
mereka merasa puas bahagia, tenang, tentram tidak merasa takut dalam menjalani
hari-hari mereka pada hari Rebo Wekasan.
2.4. Pelaksanaan
Sholat Rebo Wekasan (Tolak Bala)
Sholat Sunat
Lidaf'il Bala Rabu Terakhir Bulan Safar pada tahun Hijriyah dilaksanakan pada
pagi hari setelah sholat Isyraq, Isti'adzah dan Istikharah.
Sebelum melaksanakan sholat membaca
istighfar (3 X).
(astaghfirullohal 'azhiim, alladzii laa
ilaaHa illa Huwal hayyul qoyyuum, wa atuubu ilaiHi taubatan 'abdin zhoolimin,
laa yamliku linafsiHii, dlorrow wa laa naf'a, wa laa mautaw walaa hayaataw wa
laa nusyuuro. )
-ARTINYA:
(Saya memohon ampun kepada Allah yang Maha
Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang hidup terus
dan berdiri dengan sendiri-Nya. Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang
banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat
mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.)
Niatnya :
(Usholli sunnatal lidaf'il bala'i
rok'ataini Lillahi Ta'ala) Setiap rakaat ba'da fatihah membaca :
Surat al-Kaustar 17 kali, Surat
al-Ikhlash 5 kali, Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali
Do'a setelah
shalat lidaf'il Bala:
(Bismillahirrohmanirrohiim. Yaa
syadiidal QUwwaa Wa yaa Syadiidal mihaali. Allohumma innii a'udzubika
bikalimaatikattammaati kulliHa minarriihil ahmari waminaddaa_il akbari finnafsi
waddami wallahmi wal 'udzmi wal juluudi waluruuqi subhaanaka izaa qodoyta amran
antaquula laHu kun fa yakuun. Allohu Akbar,Allohu Akbar,Allohu Akbar,
Birahmatika Yaa Arhamarroohimiin)
Artinya : "Ya Alloh, aku berlindung
kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang
besar di jiwa, daging, tulang dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan
sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah" maka "jadilah
ia".
Pelaksanaan
sholat sunat Lidaf'il Bala diambil dari keterangan yang tercantum dalam kitab
al-Jawahir al-Khomsi halaman 51-52.dilaksanakan pada pagi hari Rabu terakhir
bulan Shofar, sebanyak 4 rakaat 2 kali salam.
KESIMPULAN
Rebo Wekasan adalah
hari Rabu yang terakhir pada bulan Shafar. Sholat Sunat Lidaf'il Bala Rabu
Terakhir Bulan Safar pada tahun Hijriyah dilaksanakan pada pagi hari setelah
sholat Isyraq, Isti'adzah dan Istikharah. Pada dasarnya Shalat Rebo Wekasan
tidak ditemukan temukan adanya Hadits yang menerangkan shalat Rebo Wekasan. Dalam
Islam berbagai shalat baik wajib maupun sunnah telah disebutkan dalam Hadits
Nabi saw secara lengkap yang termuat dalam berbagai kitab Hadits, namun shalat
Rebo Wekasan tidak ditemukan. Ada dua makna yang terselubung dalam perayaan
rebo wekasan bagi masyarakat muslim, kedua makna tersebut adalah makna yang
sangat sakral dan makna ketenangan. Pelaksanaan sholat sunat Lidaf'il Bala
diambil dari keterangan yang tercantum dalam kitab al-Jawahir al-Khomsi halaman
51-52.dilaksanakan pada pagi hari Rabu terakhir bulan Shofar, sebanyak 4 rakaat
2 kali salam.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Nama. Tahun. Judul. Tempat :
Penerbit.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka: 1995)
Internet
Nama. Tahun. Judul. Alamat url.
Diunduh.
Santri TQN. 2012. Tata cara Sholat Rebo
Wekasan. http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/12/tata-cara-pelaksanaan-sholat-sunat.html?m=1. Diunduh
pada 29 Oktober 2016.
Nur Mulyadi. 2012. Mengupas arti Rebo
Wekasan. http://aminsetawanfa.blogspot.co.id/2012/01/mengupas-arti-rebo-wekasan-hari-rabo.html?m=1.
Diunduh pada 29 Oktober 2016.
Wawancara
Nama (Tahun) via…… sebagai…….. pada
(tanggal)
Neni (44 tahun) via wawancara langsung
sebagai warga Kelurahan Rangkasbitung Barat pada tanggal 29 Oktober 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar