Hubungan Manusia dan Etika
Manusia dan etika merupakan
sinergitas komponen kehidupan yang bertaut satu dengan yang lainnya. Manusia
dalam realitas aktivitasnya selalu disinonimkan dengan etika yang melekat pada
dirinya. Aktivitas perilaku seseorang selalu dibingkai dengaan nilai-nilai
etika. Sehingga takaran nilai kemanusiaan seseorang diletakan pada nilai-nilai
etika yang dimiliki dan diimplementasikan.
Dalam kehidupan nyata, etika
mempunyai tiga fungsi yaitu sebagiamana yang akan dikemukakan berikut ini:
1. Fungsi
manusia dalam tingkah laku dan pergaulan hidup manusia
Etika tidak
langsung membuat manusia menjadi lebih baik (karena itu ajaran moral), tetapi
etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan
pelbagai moralitas yang membingingkan. Etika ingin menampilkan keterampilan
intelektual yaitu keterampilan untuk berargumentaso secara rasional dan kritis.
Orientasi etis
ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
Pluralisme moral diperlukan karena:
a.
Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya
perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan
b.
Modernisasi membawa perubahan besar dalam
struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan
moral tradisional
c.
Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai
penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana
manusia harus hidup.
Selama manusia
berupaya mencari jati dirinya, eksistensi dirinya dan berada dalam suatu
“situasi” kehidupan, manusia memerlukan semacam kompas moral, pegangan, dan
orientasi kritis agar tidak terjebak, bingung atau terlebur dalam kehidupan
yang nyata.
Peran etika
menjadi nyata agar orang tidak mengalami krisis moral yang berkepanjangan.
Etika dapat membangkitkan kembali semangat hidup agar manusia dapat menjadi
manusia yang baik dan bijaksana melalui eksistensi, profesinya.
2. Fungsi
etika dalam pergaulan ilmiah
Etika ilmuan
menyoroti bagaimana peran seorang mahasiswa, ilmuwan terhadap kegiatan yang
sedang dilakukan (belajar, melakukan riset dan sebagainya). Tanggung jawab
mahasiswa dan ilmuwan dipertaruhkan ketika ia dalam proses kegiatan ilmiahnya
terutama dalam situasi kejujuran ilmiah.
Hal lain yanng
disoroti sebagai fungsi etika dalam pergaulan ilmiah adalah masalah bebas
nilai. Bebas nilai adalah suatu posisi atau keadaan dimana seorang ilmuwan
(calon ilmuwan/mahasiswa) yang memiliki hak berupa kebebasan dalam melakukan
kegiatan ilmiahnya. Mereka boleh meneliti apa saja sejauh itu sesuai dengan
keinginan atau tujuan penelitiannya.
3. Fungsi
etika profesi
4. Bagi
seorang profesional yang bergerak di bidang tertentu, etika profesi dituangkan
ke dalam suatu bentuk yang disebut dengan ‘kode etik’. Kode etik adalah sistem
norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari.
Sumber: Aburaera, Sukarno dkk.
2013. Filsafat Hukum: Teori dan Praktek.
Jakarta: Prenada Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar