Guru dalam Implementasi
PBAS
Kekeliruan yang
kerap muncul adalah adanya anggapan bahwa dengan BPAS peran guru semakin berkurang. Anggapan semacam ini tentu
saja tidak tepat, sebab walaupun BPAS didesain untuk meningkatkan aktivitas
siswa, tidak berarti mnegakibatkan berkurangnya peran dan tanggung jawab guru.
Baik guru maupun siswa sama-sama harus berperan secara penuh, oleh karena peran
mereka sama-sama sebagai subjek belajar. Adapun yang membedakannya hanya
terletak pada tugas apa yang harus dilakukannya. Misalnya, ketika siswa
melaksanakan diskusi kelompok atau mengerjakan tugas, tidak berarti guru hanya
diam dan duduk di kursi sambil membaca koran, akan tetapi secra aktif guru
harus melakukan kontrol dan memeberi bantuan kepada siswa yang memerlukannya.
Dalam implementasi BPAS, guru tidak
berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi
pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan BPAS menuntut guru
untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya
dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan guru, diantara adalah:
a. Mengemukakan
berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai. Artinya, tujuan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan
oleh guru, akan tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalam menentukan dan
merumuskannya.
b. Menyususn
tugas-tugas belajar bersam siswa. Artinya, tugas-tugas apa yang sebaiknya
dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya
ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa. Hal ini penting dilakukan untuk
memupuk tanggung jawab siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan
jenis tugas dan batas akhir penyelesaiannya, siswa akan lebih bertanggung jawab
untuk mengerjakannya.
c. Memberikan
informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Dengan
pemberitahuan rencana pembelajaran, maka siswa akan semakin paham apa yang
harus dilakukan. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan
kreatif.
d. Memberikan
bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. Guru perlu menyadari
bahwa siswa memiliki kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena keragamannya
itulah guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa
terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
e. Memberikan
motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membembing, dan lain sebagainya
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Dalam BPAS pertanyaan tidak semata-mata berfungsi untuk mnguji
kemampuan siswa, akan tetapi lebih dari itu. Melalui pertanyaan, guru dapat
mendorong agar siswa termotivasi untuk belajar; atau melalui pertanyaan pula
guru dapat membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu,
kemampuan yang berhubungan dengan berbagai keterampilan bertanya harus dimiliki
oleh guru.
f.
Membantu
siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
Dalam implementasi BPAS, guru tidak menyimpulkan sendiri pokok bahasan yang
telah dipelajarinya. Proses dan kesimpulan apa yang dapat ditarik sebaiknnya
diserahkan kepada siswa. Guru berperan hanya sebagai pemabntu dan pengarah
dalam merumuskan kesimpulan.
Selain
peran-peran di atas, masih banyak tugas lain yang menjadi tanggung jawab guru.
Misalnya, manakala siswa memerlukan suatu informasi tertentu, maka guru
berkewajiban unuk menunjukan dimana informasi itu dapat di peroleh siswa.
Dengan demikian, guru tidak menempatkan diri sebagai sumber informasi, tetapi
berperan sebagai penunuk dan fasilitator dalam memanfaatkan sumber belajar.
Sumber: Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar