Filsafat Cina
Menyoal
filsafat Cina harus dimulai dengan menengok jauh ke belakang, pada kisaran
seribu tahun pertama sebelum masehi. Pada awal abad ke-8 sampai abad ke-5
sebelum masehi, kerangka dominan yang dicetuskan dalam masyarakat Cina, yaitu berpusat
pada lima anasir alam seperti api, kayu, air, logam dan bumi. Kelima anasir
alam ini digambarkan sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dan sekaligus
sebagai jawaban terhadap fenomena kehidupan yang sesungguhnya.
Jika
filsafat India dilandaskan pada weda, maka filsafat Cina dilandaskan pada
Konfusius dan Lao Tse yang berkembang dari abad ke-5 hingga ke-3 sebelum
masehi. Fung Yu Lan mencatat bahwa orang umumnya menilai di Cina terdapat tiga
agama besar, yaitu Kungfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme. Kunfusianisme
sendiri sebenarnya bukan agama, karena dalam Kitab nan Empat (tempat ajaran
Kunfusius dimuat), sama sekali tidak tedapat cerita tentang penciptaan dan
tidak disebut-sebut mengenai surga dan neraka. Kemudian untuk istilah Taoisme,
memang dapat diartikan sebagai filsafat atau sebagai agama. Keduanya tidak
hanya berbeda, bahkan bertentangan. Taoisme sebagai filsafat (Tao chia) mengajarkan agar menusia
mengikuti alam, sedangkan Taoisme (Tao
chiao) sebagai agama, mengejarkan agar manusia menentang alam. Dalam uraian
dibawah, Taoisme lebih dipandang sebagai ajaran filsafat.
Menurut
Fung lebih lanjut, dalam hal Buddhisme, terdapat pemilahan antara Buddhisme
sebagai filsafat, yang disebut Fo hsueh (ajaran Budha), dengan Buddhisme
sebagai agama, yang dinamakan Fo Chiao (agama Budha). Bagi orang Cina yanng
berpendidikan, filsafat Budha lebih menarik dibandingkan agama Budha. Sering
kali terjadi, kita melihat Rahib Budha serta Rahib Tao secara bersama-sama
mengambil bagian dalam upacara kebaktian pemakaman. Bahkan oranga Cina
menanamkan agama mereka secara kefilsafatan.
Hemersmamenyebutkan
tiga tema pokk-pokok pikiran yang penting sepanjang sejarah filsafat Cina, yaitu
harmoni, toleransi dan perikemanusiaan. Harmoni antara sesama manusia, manusia
dengan alam, serta manusia dan surga. Toleransi mengandung pengertian terdapat
keterbukaan pendapat-pendapat yang berbeda dengan pendapat pribadi (termasuk
dalam hal beragama). Perikemanusiaan penting karena selalu manusialah yang
merupakan pusat filsafat Cina. Manusia pada hakikatnya baik, dan manusia pula
yang harus mencari kebahagiaannya di dunia ini dengan mengembangkan dirinya
dalam berinteraksi dengan alam dan sesamanya.
Pemusatan
konsentrasi pada harmoni, toleransi dan kemanusiaan merupakan bagian dari
proses pengajaran tentang hakikat yang merupakan ranah etika dan moral dalam
filsafat Cina. Dalam pandangan Meng Tzu bahwa kebaikan merupakan produk bawaan
yang sifatnya kodrati yang melekat pada manusia, begitu juga dengan kejahatan
yang digambarkan sebagia sifat kodrati manusia. Oleh karena itu, penjabbaran
hakikat manusia dalam kehidupannya dapat ditemukan dalam konsep keseimbangan
“yin” dan “yang”.
Yin
bermaksa sebgai sesuatu yang tertutup dan tidak diketahui, sedangkan Yang
sebagai sesuatu yang terbuka dan diketahui. Daalam konteks ini, yin dan yang
selalu berpasang-pasangan dalam menciptakan keseimbangan. Jika Yang digambarkan sebagai simbolik
langit, siamh, matahari, jantan, api, aksi, kuat, gembira, dan lain-lain, maka
yin pasti digambarikan sebgai bumi, mala, bulan, betina, air, pasif, lemah,
susah, dan lain sebgainya.
Oleh karena
itu keseimbangan yang digambarkan sebagia bentuk Yin dan Yang yang merupakan
bentuk refleksi keseimbangan manusia dengan alam jika direnungkan lebih
mendalam dapat bermakna filsafat hidup manusia. Dalam hal ini Yin disimbolkan
sebgai bagian hitam, sementara Yang digambarkan dengan bagian putih, kedua
warna tersebut kemudian disinergikan kedalam suatu lingkaran bulat dengan garis
lengkung yang indah. Hakikat Yin ialah melengkapi Yang, sehingga menurut Lao
Tse tiada ciptaan tanpa adanya kedua prinsip ini. Kedua prinsip ini pula lah
yang selalu menjdi “ikon” bagi masyarakat Cina hingga saat ini.
Sumber: Aburaera, Sukarno dkk.
2013. Filsafat Hukum: Teori dan Praktek.
Jakarta: Prenada Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar