GURU SEBAGAI PENGELOLA
Sebagai
pengelola pembelajaran (learning mamajer),
guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga
kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
Menurut Ivor K.
Devais, salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa
hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Dalam
hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran, Alvin C. Eurich menjelaskan
prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru, sebagai berikut:
a.
Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka
siswa harus mempelajarinya sendiri
b.
Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan
masing-masing
c.
Seorang siswa akan belajar lebih banyaka apabila
setiap selesai melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinforcement
d.
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti
e.
Apabila siswa diberi tanggung jawab, maka ia akan
lebih termotivasi untuk belajar
Dalam
melaksanakan pengelolaan pengelolaan ada dua macam kegiatan yang harus
dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber
belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum yaitu:
a.
Merencanakan tujuan belajar
b.
Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan belajar
c.
Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong,
dan menstimulasi siswa
d.
Megawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi
sebagai mana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.
Walaupun
keemapt fungsi itu merupakan kegiatan yang terpisah, namun keempatnya hrus
dipandang sebagai suatu lingkaran atau siklus kegiatan yang berhubungan satu
sama lain.
Fungsi
perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manejer.
Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan diantaranya meliputi
memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus
kegiatan pembelajaran, menentukan topik-topik yang akan dipelajari, mengalokasikan
waktu, serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan. Melalui fungsi
perencanaan ini, guru berusaha menjembatani jurang antara dimana murid berada
dan kemana mereka harus pergi. Keputusan semacam ini menuntut kemampuan
berpikir kreatif dan imajinatif serta meliputi jumlah besar kegiatan yang pada
hakikatnya tidak teratur dan tidak berstruktur.
Funsi
pengorganisasian melibatkan penciptaan secara sengaja suatu lingkungan
pembelajaran yang kondusif serta melakukan program pendidikan yang telah direncanakan.
Pengorganisasian, pengaturan-pengaturan sumber, hanyalah alat atau sarana saja
untuk mencapai apa yang harus diselesaikan. Tujuan akhirnya adalah membuat agar
siswa dapat bekerja dan belajar bersama-sama. Harus diingat, pengorganisasian
yang efekti hanya dapat diciptakan manakala siswa dapat belajar secara
individual, karena pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah siswa secara
individual walaupun pengajaran itu dilaksanakan secara klasikal. Keputusan yang
berhubungan dengan pengorganisasian ini memerlukan pengertian mendalam dan
perhatian terhadap siswa secara individual.
Fungsi memimpin
atau mengarahkan adalah fungsi yang bersifat pribadi yang melibatkan gaya
tertentu. tugas memimpin ini adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong, dan
mengawasi murid, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan akhirnya adalah untuk membangkitkan motivasi dan mendorong murid-murid
sehingga mereka menerima dan melatih tanggung jawab untuk belajar mandiri.
Fungsi
mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Dalam batas-batas tertentu fungsi pengawasan
melibatkan pengambilan keputusan yang terstruktur, walaupun proses tersebut
mungkin sangat komplkes, khususnya bila mengadakan kegiatan remedial.
Sumber: Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar