GURU SEBAGAI PEMBIMBING
siswa adalah individu yang unik.
Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua
individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan,
tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan
dan sebagainya. Disamping itu, setiap individu juga adalah makhluk yang sedang
berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan
itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa
agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup
mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan
masyarakat.
seorang guru dan siswa seperti
halnya seorang petani dan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar
tanamannya cepat berbuah dengan menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah
manakala ia memiliki potensi untuk berubah serta telah sampai pada waktunya
untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh
dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang bisa mnyebabkan tanaman tidak
berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram,
memberi pupuk, dan memberi obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan
seorang guru. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi “ini” atau jadi
“itu”. Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat
dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan, dan
membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat, dan
bakatnya. Inilah makna peran pembimbing.
Agar guru berperan sebagai pembimbing
yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki, di antaranya : pertama, guru harus memiliki pemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya, pemahaman tentang gaya dan
kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak.
Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan teknik dan jenis
bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik
merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses
pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala
sebelumnya guru merencanakan hendak di bawa kemana siswa, apa yang harus
dilakuakan, dan lain sebagainya. Untuk merumuskan tujuan yang sesuai guru harus
memahami segala sesuatu yang berhubungan baik dengan sistem nilai masyarakat
maupun dengan kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang kesemuanya ia
terkandung dalam kurikulum sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan dan
kompetensi yang harus dimiliki. Disamping itu, guru juga perlu mampu
merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan siswa
secara penuh. Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada siswa,
dengan demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah siswa itu
sendiri.
Sumber: Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar